Senin, 07 Mei 2012

Brother Story part 1 (renew)

Halooo,,ketemu aku lagi,,hhehehe
Ini masih tetep brother story part 1,,cuma ceritanya sedikit aku rubah,,(ngg sedikit sih,,LOL)
Ini karena masukan kalian semua,,Terima Kasih Banyak,,
Aku akan terus berusaha menghadirkan cerita yang bagus bwt kalian...:)
Tolong compare ya ma cerita yang sebelumnya bagus yang mana kalau sama yang ini,,,

happy reading

Tidak ada sesuatu yang sempurna di dunia ini. Itu kata - kata bijak orang jaman dulu. Tapi ternyata semua itu salah. Karena kesempurnaan ada pada diri seorang murid kelas 2 SMU Wardhana bernama Arya Ardiana Putra.

Tampan, berotak encer, bersaku tebal, dan gaya cool plus misterius yang bisa membuat siapa saja jatuh hati padanya. Khususnya kaum hawa. Apalagi ditambah predikat sebagai ketua Osis yang dipercaya para guru- guru. Pokoknya hampir bisa dipastikan semua gadis pasti 'klepek-klepek' kepadanya.

Pagi ini sang 'Prince' Arya seperti biasa datang ke sekolah dengan mobil Ford merah kebangsaannya. Dan otomatis dimana ada Arya disitu ada perempuan - perempuan yang menggilainya.

"Sial. Pagi-pagi udah ribut gini.!" gerutunya pelan sambil terus menyalakan klakson mobil agar para gadis yang menghalangi laju mobilnya cepat pergi.

#Arya's Side#

Kenapa setiap hari aku harus sial terus? Cewek-cewek itu berisik sekali. Mana aku bisa konsentrasi belajar kalau begitu.Energi mereka awet sekali. Aku jadi tidak bisa konsentrasi belajar.

Aku masuk ke kelas dengan langkah malas. Bukan karena malas belajar tapi malas mendengar dan melihat anak-anak perempuan yang ribut sekali ketika aku datang.
Tanpa melihat ke kanan dan ke kiri aku segera duduk di bangkuku yang terletak di samping jendela.

Aku memperbaiki posisi dudukku. Menyandarkan punggungku di kursi yang keras. Mataku menerawang ke luar jendela. Di luar pemandangan daun-daun pohon (yang entah namanya apa) yang mulai berguguran berwarna kuning kecoklatan seakan menghipnotisku. Ranting pohon itu sudah hampir botak. Tapi sang Batang Pohon masih berdiri menjulang dengan angkuhnya.

Kok aku jadi teringat kakak perempuanku ya? Dia hampir sama dengan pohon itu. Tetap angkuh walaupun sudah tak memiliki apapun.

*Flashback*

PRANGGGGGG!!!!
Suara barang yang dibanting keras ke lantai memekakan telingaku. Aku hanya bisa menutup telinga. Takut.
Lagipula apa yang bisa dilakukan anak umur 10 tahun sepertiku?

"Jadi itu pilihanmu?! Jadi kau mau minta cerai padaku Hana?!!" bentak ayahku kepaa ibuku yang masih menangis di sudut kamar.

"Bagaimana bisa aku hidup bertiga dengan wanita sialan yang kau nikahi siri itu hah?!! Puihh,,aku tidak sudi!!!" jerit ibuku.

"Baiklah kalau itu maumu!! Tapi jangan salahkan aku jika aku tidak mengijinkanmu membawa hartaku sedikitpun!!"

"Aku sama sekali tidak sudi membawa secuilpun hartamu yang kotor itu!!" ibu kembali berteriak-teriak.

Aku sebenarnya tidak mengerti kenapa mereka bertengkar. Yang aku tau hanya dua hari yang lalu datang seorang wanita yang kata ayah akan tinggal disini. Dan sekarang ayah dan ibu bertengkar hebat. Saling memaki dan berteriak.

Aku hanya bisa diam berdiri bersama kakak perempuanku. Kakakku yang hanya berbeda usia sertahun denganku berdiri dengan tegar disampingku yang gemetar ketakutan. Tangannya menggenggam tanganku erat. Namun aku bisa merasakan bahwa tangannya sedikit gemetar juga.

"Pergi kau dari sini, Hana!! Aku tak mau punya istri pembangkang sepertimu!!" kembali terdengar bentakan bentakan dari ayah. Ayah mengangkat tangannya seperti hendak memukul ibu.

Tiba-tiba kakakku melepaskan tanganku dan berlari menerjang ayahku tanpa bisa aku cegah.

"Cukup Ayah!! Cukuuuppp!!!" jeritnya. "Berhenti menyakiti ibuku!" kakakku merntangkan tangannya melindungi ibuku.

PLAKKK!!
Ayah menampar keras wajah cantik kakakku. Membuatnya jatuh tersungkur mencium lantai. Darah segar keluar dari sudut bibir mungilnya. Ibuku menangis memeluk tubuh kakakku.

Tapi kakakku sama sekali tidak menangis. Wajahnya datar. Tidak ada tanda tanda ia merasa sakit atau sedih. Hanya sedikit sunggingan kecil di sudut bibirnya yang bercampur darah. Matanya tidak lepas dari sosok ayah yang ada di depannya.

Ayah bergidik melihat mata kakakku.
"Dasar. Anak dan ibu sama saja!!!" ayah kembali melayangkan pukulan ke arah kakakku. Ibuku mulai menjerit dan memaki. Tapi kakakku tetap tidak menangis sedikitpun.

Aku berlari, menarik pakaian ayahku. Memohon - mohon padanya agar tidak menyakiti ibu dan kakakku lagi.

Perlahan kakak dan ibu berdiri. Dan berbalik berlalu tanpa sedikitpun kata-kata perpisahan. Aku berlari mengejarnya. Tapi tangan ayah menahan tubuhku.

Aku menjerit, menangis, meronta-ronta, memanggil manggil nama kakakku.
Yang aku tau hanya kakakku berbalik, menatapku dan tersenyum.

Aku menagis sejadi jadinya. Lalu tiba-tiba semuanya gelap.
Aku pingsan.

*Flashback End*

Arya menelungkupkan kedua tangan ke wajahnya. Frustasi.
Itulah terakhir kalinya ia melihat kakak dan ibunya. Enam tahun ia mencari keberadaan kakak dan ibunya. Tapi nihil. Mereka bagai hilang ditelan bumi.

Raya, kemana aku harus mencarimu?

Tiba-tiba guru wali kelas masuk. Anak-anak langsung sibuk memperbaiki posisi duduknya. Aku tetap diam. Tak perduli.

Pak Wahid guru wali kelas itu tidak datang sendiri. Ia bersama seorang gadis bertubuh mungil yang mengikuti dari belakangnya. Wajahnya sangat asing bagi kami.

Tok Tok Tok!!
Pak wahid mengetuk ngetuk papan tulis pertanda agar semua anak mulai diam.

"Anak-anak kita kedatangan siswa baru pindahan dari Jepang. Tapi ia dulu berasal dari Indonesia juga. Karena itu jangan khawatir karena ia lancar berbahasa Indonesia. Nami silahkan perkenalkan dirimu." tunjuk Pak Wahid kepada gadis cantik yang dari tadi berdiri di sampingnya.

"Hai, teman teman perkenalkan nama saya Nameera Khaizan. Tapi kalian bisa memanggilku Nami.  Mohon bantuannya teman teman." Nami membungkuk hormat.

Nami bagai menghipnotis semua mata terutama kaum adam. Dengan kulitnya yang eksotis, mata kucing dan bibir mungilnya.

Arya yang sedari tadi tidak menghiraukannya tiba tiba tersentak kaget.

"Mata itu ..." ujarnya pelan.

***
To Be Continued

Hoaaa,,,selesai juga semoga suka deh sama ceritanya,,
Tolong compare ya lebih bagus mana sama yang sebelumnya,,
Arigatou,, >o<
sampai jumpa di chapter 2...



Tidak ada komentar:

Posting Komentar